Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel sedang menutup kegiatan Lounching & Beda Buku
Dalam pandangan dunia ilmu pengetahuan ilmiah banyak
perempuan Papua masih dianggap terbelakang dari semua perempuan didunia bahkan
di Negara Republik Indonesia kaum perempuan masih tertindas dari pandangan kolot
masa lalu dalam benak pikiran setiap manusia terutama seorang lelaki didunia
pada umumnya bahkan di Negara Indonesia khususnya di Provinsi Papua terlebih
khusus di Kabupaten Boven Digoel sangat sempit ruang demokrasi bagi kaum
feminisme ( perjuangan kaum perempuan) dilahirkan dimuka bumi Jin & Anggrek
Kabupaten Boven Digoel hanya untuk melahirkan, menyusui anak, memelihara anak.
Bahkan kita sebagai seorang lelaki menganggap seorang
wanita di Kabupaten Boven Digoel merupakan mangsa kebutuhan seks semata. Dari
kondisi riil yang ada kita sering jumpai banyak kasus dialami seorang lelaki
seringkali dianggap seorang perempuan aslih Boven Digoel monster yang
menakutkan, seorang lelaki Boven Digoel banyak disakiti dengan berbagai bentuk
dan cara yang dipakai seorang perempuan dalam menjalin hubungan kasih,
sebaliknya lelaki. Ini merupakan hukum kodrati dalam dunia kehidupan kedua
insan dizaman modern.
Dari gambaran singkat yang masih dianggap kurang
bahkan juga pasti dianggap keluar dari foto kegiatan diatas, tapi gambaran umum
diatas hanya untuk mengawali tulisan ini tentang sejarah perjalanan perjuangan
kaum perempuan Papua, perempuan Selatan Papua, perempuan Boven Digoel Nyonya
Apolonia D Yonggom yang berhasil menerbitkan sebuah buku dengan judul “DARI
RUMAH PENJARA MENJADI IBU KOTA KABUPATEN.” Dari kegiatan Ilmiah ini juga hadir DANDIM
1711 Boven Digoel, Kapolres Boven Digoel, Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven
Digoel, hadir juga Dr. Sri Margana, M.Phil., sebagai dosen pembimbing penulis
buku. Kegiatan launching & Beda Buku ini dibuka Bapak Wakil Bupati
Kabupaten Boven Digoel yang baru saja dilantik beberapa bulan lalu sekaligus
mensahkan kegiatan ilmiah ini. Kegiatan launching & Beda Buku ini banyak
mengundang pandangan publik lokal Boven Digoel, Papua, Nasional dan
Internasional turut hadir dalam kegiatan ini. Dari kegiatan launching &
Beda Buku ini manfaat utamanya meminta saran, pandangan, masukan bercak-bercak
sejarah dari tokoh-tokoh sejara, pelaku-pelaku sejarah untuk memperlengkap
penulisan selanjutnya apabilah masih dianggap kurang. Kehadiran penulis buku
perempuan Boven Digoel tidak secara langsung mengangkat harkat dan martabat
kaum perempuan Boven Digoel Papua.
Selain itu juga
khususnya mengangkat harkat dan martabat perempuan Muyu di Distrik Mindiptanah
Kabupaten Boven Digoel karena Nyonya Apolonia Desen Yonggom lahir besar di
Kompleks pancuran Jengganim RT 02 Kampung Mindiptana Distrik Mindiptana.
Kegiatan ilmiah ini banyak masukan dari Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven
Digoel menyangkut sejarah pembuangan Tokoh-Tokoh Revolusi Politik Kemerdekaan
Republik Indonesia yang di buang di Tanah Tinggi Ibu Kota Kabupaten Boven
Digoel, mengangkat dan melesterikan sejarah perjuangan, termasuk puing-puing
berupa benda-benda peninggalan sejarah masa lalu sebagai asset yang dapat
mendatangkan incam daerah. Dari kegiatan ilmiah ini hadir juga salah satu Dosen
Senior Bapak Beatus Tambaip dan para dosen lain dari Kampus Universitas
Cenderawasih mendampingi kegiatan Launching & Beda Buku.
Dalam kegiatan berlangsung, masyarakat diberikan waktu
untuk memberikan masukan serta kritik yang membangun bagi hadirnya sebuah buku
yang sedang dibedah, namun tidak ada banyak kritik dengan hadirnya sebuah buku
berjudul,”DARI RUMAH PENJARA MENJADI IBU KOTA,” ternyata tidak ada
kritik dari berbagi kalangan yang hadir justru terjadi perdebatan pelurusan
jejak sejarah di Kota Tanah Merah Ibu Kota Kabupaten Boven Digoel. Dari
pengamatan salah seorang Akademisi Stiper Sta Jayapura, Pegawai Kontrak di
Kantor Dinas Perbatasan Dan Kerja Sama Antar Negara, Ketua Parpol tingkat
Distrik Ujung Kia, anggota ICAKAP, meskipun tidak diundang secara resmi,beliau
masih dalam kondisi sakit akibat dianiaya kelompok-kelompok sosial kriminal
yang selama ini melakukan penganiayaan bukan hanya Pak Yohanis Yang Yong,SE.,
tetapi manusia lain di Kabupaten Boven Digoel, kelompok-kelompok kriminal kuda
putih(whit Hous) yang kebal hukum ini, melakukan penganiayaan tidak pernah
dihukum, walaupun ada laporan dari pihak korban ke pihak berwajib, mereka tetap
membiarkan kelompok ini terus melakukan kejahatan dan mereka berhasil melakukan
penghinaan secara berlebihan, melakukan penganiayaan berat membuat beliau
lambat untuk sembuh dari sakit hanya karena mengiri, Pak Yohanis Yang Yong,SE.,
menilai sah dengan hadirnya sebuah buku yang ditulis salah seorang tokoh
perempuan itu. Kegiatan ini tutup dengan resmi dari Bapak Wakil Bupati
Kabupaten Boven Digoel periode 2016-2021, berakhir pada malam hari sekitar jam
8.00 (malam) Waktu Indonesia Timur, semua rangkaian kegiatan ini berjalan
lancar dan aman terkendali. Para dosen-dosen dari Kampus Universitas
Cenderawasih bertemu pribadi dengan Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel
diruang kerjanya pada malam hari.
LEGALITAS MENJAMIN KAMI MENULIS SEUMUR HIDUP
PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA (PWI)
SERTIFIKAT
Indonesian
Journalists’ Association
BalasHapusRapat Pengurus Pusat Dewan Pimpinan Cabang dan Pimpinan Partai Anak Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dilaksanakan untuk membenahi manajemen struktur organisasi Partai Politik PDIP Republik Indonesia, manajemen sistim organisasi partai politik, sistim keuangan partai politik,honor partai politik, tingkat kehadiran anggota pengurus partai politik yang kurang efektif di kantor PDIP Republik Indonesia diSekertariat KM 03 Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel.
Dalam pandangan dunia ilmu pengetahuan ilmiah banyak perempuan Papua masih dianggap terbelakang dari semua perempuan didunia bahkan di Negara Republik Indonesia kaum perempuan masih tertindas dari pandangan kolot masa lalu dalam benak pikiran setiap manusia terutama seorang lelaki didunia pada umumnya bahkan di Negara Indonesia khususnya di Provinsi Papua terlebih khusus di Kabupaten Boven Digoel sangat sempit ruang demokrasi bagi kaum feminisme ( perjuangan kaum perempuan) dilahirkan dimuka bumi Jin & Anggrek Kabupaten Boven Digoel hanya untuk melahirkan, menyusui anak, memelihara anak.
BalasHapusDalam pandangan dunia ilmu pengetahuan ilmiah banyak perempuan Papua masih dianggap terbelakang dari semua perempuan didunia bahkan di Negara Republik Indonesia kaum perempuan masih tertindas dari pandangan kolot masa lalu dalam benak pikiran setiap manusia terutama seorang lelaki didunia pada umumnya bahkan di Negara Indonesia khususnya di Provinsi Papua terlebih khusus di Kabupaten Boven Digoel sangat sempit ruang demokrasi bagi kaum feminisme ( perjuangan kaum perempuan) dilahirkan dimuka bumi Jin & Anggrek Kabupaten Boven Digoel hanya untuk melahirkan, menyusui anak, memelihara anak.
BalasHapusMemang benar,para tokoh-tokoh politik Nasional Indonesia dan dunia Internasional,melihat Pak Jendral Profesor Yohanis Yang Yong,SE.,dari berbagai perspektif selama perjalanan kehidupannya didunia secara khusus di Negara Indonesia Provinsi Papua Kabupaten Boven Digoel diwilayah Suku Muyu Kampung Osso Distrik Mindiptanah,Pak Yohanis Yang Yong merupakan sesosok tokoh revolusi politik dunia yang muncul dengan gaya pandanga berpikirnya sendiri menentang kebijakan-kebijakan Pemerintah Indonesia yang sangat merugikan Rakyat Republik Federation West Papua dari berbagai aspek pembangunan,aspek sosial politik,aspek hukum dan ham,aspek antropologi etnografi papua,Seni Musice Budaya dan Adat Istiadat,Aspek Ekonomi,Aspek Pendidikan,Aspek Kesehatan,Aspek Imu Hayat dan lain-lainnya.
BalasHapus