Jumat, 23 September 2016

WAKIL BUPATI KABUPATEN BOVEN DIGOEL MEMBUKA KEGIATAN BEDA BUKU DI AULA KANTOR BUPATI

                                                Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel sedang membuka kegiatan Lounching & Beda Buku














                                         Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel sedang menutup kegiatan Lounching & Beda Buku






















Dalam pandangan dunia ilmu pengetahuan ilmiah banyak perempuan Papua masih dianggap terbelakang dari semua perempuan didunia bahkan di Negara Republik Indonesia kaum perempuan masih tertindas dari pandangan kolot masa lalu dalam benak pikiran setiap manusia terutama seorang lelaki didunia pada umumnya bahkan di Negara Indonesia khususnya di Provinsi Papua terlebih khusus di Kabupaten Boven Digoel sangat sempit ruang demokrasi bagi kaum feminisme ( perjuangan kaum perempuan) dilahirkan dimuka bumi Jin & Anggrek Kabupaten Boven Digoel hanya untuk melahirkan, menyusui anak, memelihara anak. 

Bahkan kita sebagai seorang lelaki menganggap seorang wanita di Kabupaten Boven Digoel merupakan mangsa kebutuhan seks semata. Dari kondisi riil yang ada kita sering jumpai banyak kasus dialami seorang lelaki seringkali dianggap seorang perempuan aslih Boven Digoel monster yang menakutkan, seorang lelaki Boven Digoel banyak disakiti dengan berbagai bentuk dan cara yang dipakai seorang perempuan dalam menjalin hubungan kasih, sebaliknya lelaki. Ini merupakan hukum kodrati dalam dunia kehidupan kedua insan dizaman modern. 

Dari gambaran singkat yang masih dianggap kurang bahkan juga pasti dianggap keluar dari foto kegiatan diatas, tapi gambaran umum diatas hanya untuk mengawali tulisan ini tentang sejarah perjalanan perjuangan kaum perempuan Papua, perempuan Selatan Papua, perempuan Boven Digoel Nyonya Apolonia D Yonggom yang berhasil menerbitkan sebuah buku dengan judul “DARI RUMAH PENJARA MENJADI IBU KOTA KABUPATEN.”  Dari kegiatan Ilmiah ini juga hadir DANDIM 1711 Boven Digoel, Kapolres Boven Digoel, Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel, hadir juga Dr. Sri Margana, M.Phil., sebagai dosen pembimbing penulis buku. Kegiatan launching & Beda Buku ini dibuka Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel yang baru saja dilantik beberapa bulan lalu sekaligus mensahkan kegiatan ilmiah ini. Kegiatan launching & Beda Buku ini banyak mengundang pandangan publik lokal Boven Digoel, Papua, Nasional dan Internasional turut hadir dalam kegiatan ini. Dari kegiatan launching & Beda Buku ini manfaat utamanya meminta saran, pandangan, masukan bercak-bercak sejarah dari tokoh-tokoh sejara, pelaku-pelaku sejarah untuk memperlengkap penulisan selanjutnya apabilah masih dianggap kurang. Kehadiran penulis buku perempuan Boven Digoel tidak secara langsung mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan Boven Digoel Papua.

 Selain itu juga khususnya mengangkat harkat dan martabat perempuan Muyu di Distrik Mindiptanah Kabupaten Boven Digoel karena Nyonya Apolonia Desen Yonggom lahir besar di Kompleks pancuran Jengganim RT 02 Kampung Mindiptana Distrik Mindiptana. Kegiatan ilmiah ini banyak masukan dari Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel menyangkut sejarah pembuangan Tokoh-Tokoh Revolusi Politik Kemerdekaan Republik Indonesia yang di buang di Tanah Tinggi Ibu Kota Kabupaten Boven Digoel, mengangkat dan melesterikan sejarah perjuangan, termasuk puing-puing berupa benda-benda peninggalan sejarah masa lalu sebagai asset yang dapat mendatangkan incam daerah. Dari kegiatan ilmiah ini hadir juga salah satu Dosen Senior Bapak Beatus Tambaip dan para dosen lain dari Kampus Universitas Cenderawasih mendampingi kegiatan Launching & Beda Buku. 

Dalam kegiatan berlangsung, masyarakat diberikan waktu untuk memberikan masukan serta kritik yang membangun bagi hadirnya sebuah buku yang sedang dibedah, namun tidak ada banyak kritik dengan hadirnya sebuah buku berjudul,”DARI RUMAH PENJARA MENJADI IBU KOTA,” ternyata tidak ada kritik dari berbagi kalangan yang hadir justru terjadi perdebatan pelurusan jejak sejarah di Kota Tanah Merah Ibu Kota Kabupaten Boven Digoel. Dari pengamatan salah seorang Akademisi Stiper Sta Jayapura, Pegawai Kontrak di Kantor Dinas Perbatasan Dan Kerja Sama Antar Negara, Ketua Parpol tingkat Distrik Ujung Kia, anggota ICAKAP, meskipun tidak diundang secara resmi,beliau masih dalam kondisi sakit akibat dianiaya kelompok-kelompok sosial kriminal yang selama ini melakukan penganiayaan bukan hanya Pak Yohanis Yang Yong,SE., tetapi manusia lain di Kabupaten Boven Digoel, kelompok-kelompok kriminal kuda putih(whit Hous) yang kebal hukum ini, melakukan penganiayaan tidak pernah dihukum, walaupun ada laporan dari pihak korban ke pihak berwajib, mereka tetap membiarkan kelompok ini terus melakukan kejahatan dan mereka berhasil melakukan penghinaan secara berlebihan, melakukan penganiayaan berat membuat beliau lambat untuk sembuh dari sakit hanya karena mengiri, Pak Yohanis Yang Yong,SE., menilai sah dengan hadirnya sebuah buku yang ditulis salah seorang tokoh perempuan itu. Kegiatan ini tutup dengan resmi dari Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel periode 2016-2021, berakhir pada malam hari sekitar jam 8.00 (malam) Waktu Indonesia Timur, semua rangkaian kegiatan ini berjalan lancar dan aman terkendali. Para dosen-dosen dari Kampus Universitas Cenderawasih bertemu pribadi dengan Bapak Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel diruang kerjanya pada malam hari.

LEGALITAS MENJAMIN KAMI MENULIS SEUMUR HIDUP
PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA (PWI)
SERTIFIKAT
Indonesian Journalists’ Association

4 komentar:


  1. Rapat Pengurus Pusat Dewan Pimpinan Cabang dan Pimpinan Partai Anak Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dilaksanakan untuk membenahi manajemen struktur organisasi Partai Politik PDIP Republik Indonesia, manajemen sistim organisasi partai politik, sistim keuangan partai politik,honor partai politik, tingkat kehadiran anggota pengurus partai politik yang kurang efektif di kantor PDIP Republik Indonesia diSekertariat KM 03 Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel.

    BalasHapus
  2. Dalam pandangan dunia ilmu pengetahuan ilmiah banyak perempuan Papua masih dianggap terbelakang dari semua perempuan didunia bahkan di Negara Republik Indonesia kaum perempuan masih tertindas dari pandangan kolot masa lalu dalam benak pikiran setiap manusia terutama seorang lelaki didunia pada umumnya bahkan di Negara Indonesia khususnya di Provinsi Papua terlebih khusus di Kabupaten Boven Digoel sangat sempit ruang demokrasi bagi kaum feminisme ( perjuangan kaum perempuan) dilahirkan dimuka bumi Jin & Anggrek Kabupaten Boven Digoel hanya untuk melahirkan, menyusui anak, memelihara anak.

    BalasHapus
  3. Dalam pandangan dunia ilmu pengetahuan ilmiah banyak perempuan Papua masih dianggap terbelakang dari semua perempuan didunia bahkan di Negara Republik Indonesia kaum perempuan masih tertindas dari pandangan kolot masa lalu dalam benak pikiran setiap manusia terutama seorang lelaki didunia pada umumnya bahkan di Negara Indonesia khususnya di Provinsi Papua terlebih khusus di Kabupaten Boven Digoel sangat sempit ruang demokrasi bagi kaum feminisme ( perjuangan kaum perempuan) dilahirkan dimuka bumi Jin & Anggrek Kabupaten Boven Digoel hanya untuk melahirkan, menyusui anak, memelihara anak.

    BalasHapus
  4. Memang benar,para tokoh-tokoh politik Nasional Indonesia dan dunia Internasional,melihat Pak Jendral Profesor Yohanis Yang Yong,SE.,dari berbagai perspektif selama perjalanan kehidupannya didunia secara khusus di Negara Indonesia Provinsi Papua Kabupaten Boven Digoel diwilayah Suku Muyu Kampung Osso Distrik Mindiptanah,Pak Yohanis Yang Yong merupakan sesosok tokoh revolusi politik dunia yang muncul dengan gaya pandanga berpikirnya sendiri menentang kebijakan-kebijakan Pemerintah Indonesia yang sangat merugikan Rakyat Republik Federation West Papua dari berbagai aspek pembangunan,aspek sosial politik,aspek hukum dan ham,aspek antropologi etnografi papua,Seni Musice Budaya dan Adat Istiadat,Aspek Ekonomi,Aspek Pendidikan,Aspek Kesehatan,Aspek Imu Hayat dan lain-lainnya.

    BalasHapus