Minggu, 11 Desember 2016

KEGIATAN PELATIHAN PUSAT PANGKALAN DATA PERGURUAN TINGGI (PDPT) SE-PAPUA DI BIAK


Foto: Salah Kampus yang dijadikan tempat kegiatan di Biak




Kegiatan Pelatihan Pusat Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) dilakukan agar staf khusus ditugaskan secara khusus mengurus semua aktivitas akademisi setiap semester berdasarkan tahun angkatan calon-calon mahasiswa-mahasiswi yang baru mendaftar disetiap perguruan tinggi yang ada. Semua data-data dari panitia penerimaan mahasiswa-mahasiswi baru yang mendaftar disetiap perguruan tinggi melalui seleksi secara ketat sampai kepada pembinaan yang dilakukan adalah salah satu kriteria calon-calon mahasiswa-mahasiswi melewati proses itu untuk masuk pada kuliah umum perdana. Nama,tempat tanggal lahir,asal suku,daerah,,tahun angkatan,program studi,jurusan,dosen jurusan,dosen mata kuliah yang akan mengajarkan mahasiswa-mahasiswi, dari semester 1,2,3,4,5,6,7,8,9,setiap jurusan,setiap tahun angkatan harus diisi,maka disitulah perguruan tinggi, kopertis,dirtjen perguruan tinggi,kementrian pendidikan dijakarta akan mengetahuinya. 

Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan resmi yang diprogramkan secara baku dari pusat bagi perguruan tinggi swasta, perguruan tinggi negeri diseluruh indonesia kepada setiap akademisi yang ditugas secara khusus mengurus semua aktivitas perguruan tinggi disetiap kampus mulai dari aset kekayaan kampus,administrasi kampus,dosen-dosen,pejabat-pejabat akademisi,staf akademisi,mahasiswa-mahasiswi,setiap tahun semester disetiap kampus. Pelatihan dilakukan dengan maksud utama adalah setiap staf dapat mengetahui metode pengisian data pada wabloader khusus yang telah disediakan secara otomatis melalui wabloader yang telah tersedia. Tujuan dari pelatihan yang diselenggarakan dari kopertis,dirtjen dikti dan kementrian pendidikan adalah mengetahui dengan baik metode pengisian setiap data setiap tahun angkatan semester yang harus dikirim melalui jaringan sosial internet, maka kopertis,dirtjen dikti,kementrian pendidikan mengetahuinya. Dari data-data yang telah dikirim setiap tahun angkatan,disitu dari pusat akan mengetahui perkembangan kampus perguruan tinggi swasta, perkembangan perguruan tinggi negeri yang sedang berjalan di Papua. 

Dari setiap staf ahli khusus perguruan tinggi swasta,perguruan tinggi negri yang jumlahnya satu orang diseleksi secara ekstra ketat dengan berbagai pertimbangan kriterianya khususnya yang berkaitan langsung dengan tingkat volume otak atau tingkat intelijensi yang dimiliki setiap manusia yang dianggap mampu menanganinya dapat mengetahui kode wilayah, kode perguruan tinggi,kode program studi,kode jurusan serta kode-kode lainnya didata berdasarkan tahun angkatan dengan tahun data yang ada. Menjadi resiko dan tanggung jawab berat bagi setiap orang yang ditunjuk sebagai staf ahli khusus dalam menangani semua data diperguruan tinggi. Data-data dikirim secara bertahap kontinyu dan online, maka dari laporan yang ada, mahasiswa-mahasiswi dapat diwisudahkan,apabilah tidak diketahui perkembangan volume setiap angkatan yang akan diwisudahkan maka akan ada sangsi pemblokiran terhadap perguruan tinggi swasta dan negeri yang bersangkutan, khususnya fakultas,program studi,jurusan yang bersangkutan tidak akan terdaftar,otomatis tidak ada,termasuk semua dosen-dosen,para pegawai,pejabat, dengan gelar bidangnya tidak akan diakui secara khusus mereka tidak akan ada peningkatan pangkat/golongan,kelanjutan pendidikan dalam menunjang profesionalisme kerja pada bidang yang ada serta kariernya akan mati ditempat bahkan gajinya pulah akan diberhentikan. Lebih parah lagi kampus perguruan tinggi yang bersangkutan akan ditutup apabilah data-datanya tidak pernah dikirim. Kegiatan ini dihadiri semua staf ahli kusus Pusat Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Swasta dan Negeri se-Papua, berlangsung selama satu (1) minggu lamanya tepatnya kampus perguruan tinggi di Kabupaten Biak Provinsi Papua. Mayoritas staf ahli khusus yang hadir bahkan ditunjuk melalui mekanisme yang harus dijalani hanya dua orang staf ahli khusus dari selatan Papua asal Suku Muyu,satu dari Kabupaten Boven Digoel adalah Pak Yohanis Yang Yong,SE.,,satu dari Kabupaten Merauke adalah Pak Yanuarius Nembaimo, dari kampus yang berbeda, sementara kampus perguruan tinggi diseluruh tanah Papua, mayoritas non aslih pribumi Papua.

Budaya Minang Perempuan Bagi Suku Bangsa Muyu








 Foto:11. Bapak Anakletus Gamkok sedang menyampaikan harta yang harus dibayar orang tua lelaki
 Foto: 10. Bapak Anakletus Gamkok sedang membacakan permintaan harta perempuan



Foto: 9. Setelah akhir dari pembicaraan, ada arahan dari Pak Soter Demkok untuk semua lelaki dan perempuan yang hadir supaya kawin harus tahu aturan adat, boleh saja kamu generasi berpacaran dengan lelaki sebaliknya perempuan, tapi ingat kita Suku Bangsa Muyu ada aturan Budaya,Adat-istiadat,kita tidak bisa main hakim sendiri,otak dibalik skenario adu domba,berkelahi/baku pukul sampai lelaki babak belur sebaliknya diantara keluarga perempuan salah satunya babak belur.





Foto: 8. Uang bersama rokok yang diserahkan kepada keluarga orang tua perempuan





Foto: 7. Penyediaan rokok bagi keluarga perempuan dan keluarga lelaki untuk dinikmati bersama





Foto: 6. Penyerahan uang pintu/uang permisi yang ditaru diatas tembako lalu diserahkan kepada orangtua perempuan.





Foto: 5. Persiapan orang tua lelaki membayar uang pintu kepada orang tua perempuan didepan forum adat.





Foto: 4. Keluarga perempuan membacakan ketentuan harta perempuan yang harus dibayar orang tua keluarga lelaki





Foto: 3. Setelah persiapan keluarga lelaki mendatangi rumah Pak guru Anakletus Gamkok sebagai orang tua perempuan.





Foto: 2. Kelurga lelaki yang terdiri dari lelaki mudah yang dipimpin Pak Yoseph Dominggus Tombi Kakutu kerumah kerumah Pak Ilarius Murop yang tidak lain adiknya.


Foto: 1. Tampaknya keluarga lelaki sedang bertadangan kerumahnya.

Dipandang dunia internasional melalui karya ilmiah yang diakui dunia internasional karya Jean Bollars dan karya Scurll manusia Suku Bangsa Muyu tidak bisa pandang remeh karena suku bangsa ini telah hidup berabad-abad lamanya dengan ciri khas hidupnya sendiri, berdiri diatas kakinya sendiri (BERDIKARI) dengan khasana budayanya sangat kuat masih terus dipertahankan sejak manusia Muyu itu ada dimuka bumi Cenderawasih Papua. Manusia Suku Muyu mempunyai budaya serta adat istiadat dalam meraih seorang anak perempuan dengan cara-cara yang bermartabat salah satu data yang ditemukan seorang akademisi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Santo Thomas Aquinas Jayapura Provinsi Papua (STIPER STA JAYAPURA), seorang Tenaga Kontrak Honorer Kantor Badan Pengelolah Perbatasan Dan Kerja Sama Daerah Kabupaten Boven Digoel, Ketua Partai Anak Cabang Distrik Ujung Kia Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP),Anggota Ikatan Intelektual Cendekiawan Awam (ICAKAP) Provinsi Papua dan Kabupaten Boven Digoel, Anggota Himpunan Asosiasi Jurnalis (HAJI) Indonesia. 

Pak Yohanis Yang Yong,SE.,dilibatkan dalam pembicraan masalah status perkawinan diantara kedua orang yang membangun hubungan kasih sayang selama ini di Kampung Kamka Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel, disana masyarakat Muyu atas masih menggunakan budaya serta adat istiadat meminang perempuan dirumah keluarga perempuan tepatnya dirumah Bapak Guru Anakletus Gamkok, kami sebagai keluarga lelaki mendatangi rumah keluarga perempuan dengan membawah semua permintaan yang menjadi aturan budaya adat-istiadat diantara tembakau atau rokok, uang pintu/uang permisi serta membawah semua persiapan yang telah diatur dalam aturan budaya serta adat-istiadat manusia suku bangsa muyu ketika masuk kerumah seorang perempuan yang saudara kita Pak Ilarius Murop berkenalan dengannya selama ini, dari aktivitas kedua orang itu diketahui orang tua perempuan, maka orang tua perempuan menuntut haknya untuk segerah masalah perkawinan ini segerah diselesaikan dalam waktu dekat sesuai permintaan orang perempuan. Tampaknya Pak Ilarius Murop tidak tinggal diam saja, Pak Ilarius Murop berasal dari Sub Etnis Kawiet/ Suku Bangsa Muyu, mengundang keluarganya hadir dalam pembicaraan itu sehingga keluarga lelaki yang terdiri dari masyarakat Muyu atas,Muyu bawah adalah Sub Etnis Suku Bangsa Kawiet, Sub Etnis Suku Bangsa Yonggom, Sub Etnis Suku Bangsa Are Kasaud, Sub Etnis Suku Bangsa Kakaip,Sub Etnis Suku Bangsa Ningrum, Sub Etnis Suku Bangsa Kamindip yang ada hubungan keluarga,Sub Etnis Suku Bangsa Okbari yang ada hubungan keluarga, kami semua hadir dirumah orangtua perempuan. 

Disana ada pembicaran ditingkat kedua keluarga orang tua perempuan dan keluarga orang tua lelaki. Atas tuntutan itu Pak Soter Demkok sebagai mediator, Pak Yoseph Dominggus Tombi/Kakutu sebagai fasilitator,dalam membayar uang pintu/uang permisi dengan tembako/rokok yang sudah disiapkan sebagai keluarga laki-laki, kehadiran orang tua lelaki diterima dengan baik, kami dilayani dengan baik. Dari hasil pembicaraannya lahirlah sebuah kesepakatan diantaranya keluarga lelaki membayar harta dengan ketentuan permintaan keluarga perempuan keluarga lelaki harus membayar harta berdasarkan waktu yang ditentukan, kesepakatan lainnya bahwa kedua orang itu harus kawin melangsungkan hidup dimuka bumi. Warisan budaya Suku Bangsa Muyu masih kuat dengan perkembangan pemekaran Kabupaten Boven Digoel yang kian maju dengan pesat,namun masyarakat Suku Bangsa Muyu hingga saat ini masih terus dipertahankan karena budaya suatu bangsa adalah identitas suatu bangsa yang harus tetap dipertahankan karena merupakan harga diri Suku Bangsa Muyu.