Foto: Salah Kampus yang dijadikan tempat kegiatan di Biak
Kegiatan
Pelatihan Pusat Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) dilakukan agar staf
khusus ditugaskan secara khusus mengurus semua aktivitas akademisi setiap
semester berdasarkan tahun angkatan calon-calon mahasiswa-mahasiswi yang baru
mendaftar disetiap perguruan tinggi yang ada. Semua data-data dari panitia
penerimaan mahasiswa-mahasiswi baru yang mendaftar disetiap perguruan tinggi
melalui seleksi secara ketat sampai kepada pembinaan yang dilakukan adalah
salah satu kriteria calon-calon mahasiswa-mahasiswi melewati proses itu untuk
masuk pada kuliah umum perdana. Nama,tempat tanggal lahir,asal
suku,daerah,,tahun angkatan,program studi,jurusan,dosen jurusan,dosen mata
kuliah yang akan mengajarkan mahasiswa-mahasiswi, dari semester
1,2,3,4,5,6,7,8,9,setiap jurusan,setiap tahun angkatan harus diisi,maka
disitulah perguruan tinggi, kopertis,dirtjen perguruan tinggi,kementrian
pendidikan dijakarta akan mengetahuinya.
Kegiatan
yang dilakukan merupakan kegiatan resmi yang diprogramkan secara baku dari
pusat bagi perguruan tinggi swasta, perguruan tinggi negeri diseluruh indonesia
kepada setiap akademisi yang ditugas secara khusus mengurus semua aktivitas
perguruan tinggi disetiap kampus mulai dari aset kekayaan kampus,administrasi
kampus,dosen-dosen,pejabat-pejabat akademisi,staf
akademisi,mahasiswa-mahasiswi,setiap tahun semester disetiap kampus. Pelatihan
dilakukan dengan maksud utama adalah setiap staf dapat mengetahui metode
pengisian data pada wabloader khusus yang telah disediakan secara otomatis
melalui wabloader yang telah tersedia. Tujuan dari pelatihan yang
diselenggarakan dari kopertis,dirtjen dikti dan kementrian pendidikan adalah
mengetahui dengan baik metode pengisian setiap data setiap tahun angkatan
semester yang harus dikirim melalui jaringan sosial internet, maka
kopertis,dirtjen dikti,kementrian pendidikan mengetahuinya. Dari data-data yang
telah dikirim setiap tahun angkatan,disitu dari pusat akan mengetahui
perkembangan kampus perguruan tinggi swasta, perkembangan perguruan tinggi
negeri yang sedang berjalan di Papua.
Dari
setiap staf ahli khusus perguruan tinggi swasta,perguruan tinggi negri yang
jumlahnya satu orang diseleksi secara ekstra ketat dengan berbagai pertimbangan
kriterianya khususnya yang berkaitan langsung dengan tingkat volume otak atau
tingkat intelijensi yang dimiliki setiap manusia yang dianggap mampu
menanganinya dapat mengetahui kode wilayah, kode perguruan tinggi,kode program
studi,kode jurusan serta kode-kode lainnya didata berdasarkan tahun angkatan
dengan tahun data yang ada. Menjadi resiko dan tanggung jawab berat bagi setiap
orang yang ditunjuk sebagai staf ahli khusus dalam menangani semua data
diperguruan tinggi. Data-data dikirim secara bertahap kontinyu dan online, maka
dari laporan yang ada, mahasiswa-mahasiswi dapat diwisudahkan,apabilah tidak
diketahui perkembangan volume setiap angkatan yang akan diwisudahkan maka akan
ada sangsi pemblokiran terhadap perguruan tinggi swasta dan negeri yang
bersangkutan, khususnya fakultas,program studi,jurusan yang bersangkutan tidak
akan terdaftar,otomatis tidak ada,termasuk semua dosen-dosen,para
pegawai,pejabat, dengan gelar bidangnya tidak akan diakui secara khusus mereka
tidak akan ada peningkatan pangkat/golongan,kelanjutan pendidikan dalam
menunjang profesionalisme kerja pada bidang yang ada serta kariernya akan mati
ditempat bahkan gajinya pulah akan diberhentikan. Lebih parah lagi kampus
perguruan tinggi yang bersangkutan akan ditutup apabilah data-datanya tidak
pernah dikirim. Kegiatan ini dihadiri semua staf ahli kusus Pusat Pangkalan
Data Perguruan Tinggi (PDPT) Swasta dan Negeri se-Papua, berlangsung selama
satu (1) minggu lamanya tepatnya kampus perguruan tinggi di Kabupaten Biak
Provinsi Papua. Mayoritas staf ahli khusus yang hadir bahkan ditunjuk melalui
mekanisme yang harus dijalani hanya dua orang staf ahli khusus dari selatan
Papua asal Suku Muyu,satu dari Kabupaten Boven Digoel adalah Pak Yohanis Yang
Yong,SE.,,satu dari Kabupaten Merauke adalah Pak Yanuarius Nembaimo, dari
kampus yang berbeda, sementara kampus perguruan tinggi diseluruh tanah Papua,
mayoritas non aslih pribumi Papua.